Mahasiswa PLS kembangkan GRIWIS (Griya Wisata) di Pantai Ngitun Gunungkidul

Salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKMM) yang didanai Dikti tahun 2016 adalah GRIWIS. Griwis singkatan dari griya wisata yang dikembangkan oleh mahasiswa PLS, Hana Wahyuni. Hana Wahyuni beserta timnya berhasil mengembangkan griwis di pantai Ngitun di Dusu Sureng, Desa Purwodadi, Tepus, Gunungkidul, dengan judul Griwis (Griya Wisata) Sebagai Upaya Pemberdayaan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pantai Ngitun Di Dusun Sureng, Desa Purwodadi, Tepus, Gunungkidul.

GRIWIS merupakan sebuah wadah bagi Pokdarwis dan masyarakat di Pantai Ngitun untuk mendapatkan pengetahuan mengenai pengembangan potensi wisata melalui pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan komunitas belajar masyarakat yang mandiri sehingga tidak ketergantungan dengan pihak-pihak lain dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian, potensi Pantai Ngitun dapat dioptimalkan.

Di dalam GRIWIS terdapat berbagai macam program sebagai upaya pemberdayaaan yaitu pembuatan gubuk wisata Ngitun, pembuatan 1000 lampion di Pantai Ngitun, demo memasak kuliner khas Ngitun, seminar pengelolaan wisata Pantai Ngitun, sosialisasi cara publikasi Pantai Ngitun, kerja bakti bersih Pantai Ngitun. Gubug wisata merupakan tempat Metode yang digunakan meliputi ceramah, praktik langsung, dan forum group discussion (FGD) yang termasuk dalam tahap pra pelaksanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan tindak lanjut.

Sekilas tentang Eksotisme Pantai Ngitun

Dusun Sureng merupakan sebuah padukuhan yang berada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak Pedukuhan Sureng dari pusat pemerintahan Desa Purwodadi yaitu 8,7 km; dari pemerintahan Kecamatan Tepus sejauh 12,3 km; dari Wonosari 35,8 km; dan 72,5 km dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang dapat ditempuh 2 jam 17 menit menggunakan mobil. Daerah ini mempunyai luas wilayah 170 Ha dengan batas wilayah disebelah utara: Dusun Gembuk; sebelah selatan: Laut Selatan; sebelah barat: Dusun Tepus Timur; dan disebelah timur: Dusun Danggolo.

Dusun ini terbagi menjadi dua satuan wilayah, yaitu Dusun Sureng I dan II. Dusun Sureng I yang terdiri dari 649 jiwa yang terbagi dalam 157 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 305 laki-laki dan 344 perempuan. Terbagi juga menjadi beberapa Rukun Tetangga (RT) yakni terdiri dari 5 RT dan 1 RW. Saat ini pemerintahan pedusunan Sureng I dipimpin oleh seorang Kepala Dukuh bernama Sukatman. Sedangkan Padukuhan Sureng II yang dipimpin oleh Bapak Sugiman mempunyai jumlah penduduk sebanyak 293 jiwa yang terdiri dari 131  laki-laki dan 138 perempuan. Sureng II juga mempunyai 2 RT dan 1 RW.

Dusun Sureng berada pada area Gunung Kidul Zona Selatan yang disebut dengan wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Secara geografis, Dusun Sureng yang berada di Purwodadi yang merupakan daerah pantai dengan kondisi topografi yang berbukit-bukit. Walaupun demikian, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Di Dusun Sureng I terdapat 333 jiwa yang berprofesi petani dan hanya 1 orang PNS (Data Penduduk Dusun Sureng 2015). Berangkat pagi dan pulang sore dari ladang merupakan rutinitas yang sudah biasa dilakukan. Namun, saat musim kemarau, lahan kering dan kekurangan air sehingga hanya dapat dilakukan sekali panen padi dalam satu tahun. Mayarakat juga harus membeli air dengan harga 80-125 ribu rupiah per tangki. Kondisi tersebut membuat perekonomian masyarakat di Dukuh Sureng masih jauh dari kata layak.

Di sisi lain Dusun Sureng mempunyai kekayaan alam yang begitu indah yaitu Pantai Ngitun. Nama Pantai Ngitun berasal dari Bahasa Jawa Ngentun yang berarti mengirim bekal kepada orang yang sedang berada di ladang. Ngentun merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat Dusun Sureng untuk memberi makan kepada keluarga yang bekerja di ladang. Oleh karena lokasi pantai yang dekat dengan ladang warga maka dinamakan Pantai Ngitun. Pantai Ngitun memiliki panjang bibir pantai ± 110 meter dan lebar 50 meter dengan hamparan pasir putih bersih. Di sepanjang bibir pantai ini terdapat pohon-pohon rindang sehingga dapat digunakan sebagai tempat berteduh bagi pengunjung.

Di Pantai Ngitun pengunjung juga dapat menjumpai beraneka ragam biota laut seperti rumput laut yang tumbuh liar, bulu babi, ikan-ikan karang, siput, kerang, ular laut, kepiting, lobster, bintang laut dan sebagainya. Bulu babi dapat ditemukan menempel di celah-celah batu karang  ketika pantai sedang surut. Hal ini menunjukkan betapa indahnya Pantai Ngitun.

Pantai ini mempunyai ciri khas tersendiri yaitu Watu Gentong (Batu Gentong), Watu Bangku (Batu Bangku), dan batu siluet wajah manusia yang berada di atas bukit dengan pemandangan indah. Pengunjung dapat naik ke bukit tersebut untuk melihat betapa luasnya pantai Ngitun yang langsung bersebrangan dengan Samudera Hindia hingga tak jarang bisa melihat kapal-kapal tongkang yang membawa batu bara lalu-lalang. Di atas watu bangku pengunjung dapat melihat sun set yang indah ditemani dengan hembusan angin. Watu Gentong berada di ujung tebing seakan-akan seperti bantu yang akan jatuh. Ketika sore hari naik ke watu bangku pengunjung dapat melihat siluet berbentuk wajah manusia yang menghadap ke utara. Siluet ini memang tidak secara langsung terbentuk dari 1 susunan batu saja namun dari beberapa batu yang tersusun abstrak hingga menyerupai bentuk wajah manusia yang menghadap ke samping.

Pantai Ngitun merupakan pantai yang sangat cocok digunakan untuk camping. Di hari jumat sampai minggu biasanya pantai Ngitun ramai pengunjung yang hendak camping. Sebagian besar pengunjung merasa nyaman camping di Pantai Ngitun karena tempatnya yang masih asri dan tidak terlalu ramai. Ditambah bagi yang suka akan tantangan, medan perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke pantai masih berupa susunan batu-batu kapur sejauh 2 km sehingga memerlukan pengemudi yang handal. Akses jalan ke Pantai Ngitun dapat ditempuh menggunakan sepeda motor dan mobil selama ±15 menit. Ketika di perjalan pengunjung dapat menjumpai warga Dusun Sureng yang lalu-lalang berangkat ke ladang.

Pengelola Obyek Wisata Pantai Ngitun ini adalah Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Ngitun Asri yang berdiri pada bulan Mei 2015. Pokdarwis ini beranggotakan 89 orang dan diketuai oleh Pak Parlan. Pokdarwis adalah kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab. Anggota Pokdarwis berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan. Kelompok ini berkontribusi dalam terwujudnya peningkatan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan manfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.