Seminar Nasional Meningkatkan Kemitraan CSR dengan PNFI dalam Memberdayakan Masyarakat

Indonesia tak pernah berhenti menghadapi tantangan, mulai dari laju pertumbuhan penduduk sampai dicanangkannya era perdagangan bebas MEA. Seiring dengan tantangan ini, masyarakat Indonesia terus berbenah diri. “15 tahun lalu siapa yang menyangka bahwa PAUD akan menjadi salah satu pondasi yang kuat di negeri ini. 15 tahun lalu tak ada yang berminat untuk mendirikan PAUD.  PAUD merupakan pendidikan dasar sebelum anak bersekolah. Saat ini PAUD merupakan salah satu elemen penting yang akan membentuk karakter bangsa ini. Banyak masyarakat tidak mengetahui basis PAUD adalah Pendidikan Non-Formal dan Informal yang penerapannya beda sekali dengan Pendidikan Formal umumnya” buka Ir. Harris Iskandar, Ph.D.  Dirjen PAUDNI selaku keynote speaker dalam Seminar Nasional PNFI yang mengambil tema “Meningkatkan Kemitraan CSR dan PNFI dalam Pemberdayaan Masyarakat”.

Pendidikan Non Formal dan Informal tidak terasa telah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. “Coba anda hitung waktu anda sekolah dan di luar sekolah. Lebih banyak mana? Anda tidak akan menyangka, waktu di luar sekolah adalah waktu yang efektif untuk pembelajaran selain pembelajaran di sekolah” tambahnya lagi. Selain PAUD, Pemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengembangkan warga masyarakat dan lingkungannya menjadi sejahtera. Seperti munculnya SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) yang sekarang marak di daerah-daerah yang sebelumnya tidak menjadi “lirikan” masyarakat luas, tambahnya lagi.

Dalam kesempatan yang sama, salah satu narasumber Sapto Rachmadhie selaku Division Head of CSR PT. BCA, Tbk menyampaikan terkait pedoman dasar CSR dan program  CSR yang sudah dilakukan oleh BCA. "Berbagai aktivitas CSR BCA telah banyak dilakukan terkait dengan peningkatan kesehatan, pendidikan, keamanan, pengembangan tenaga kerja, kelestarian lingkungan hidup, pengembangan ekonomi dan masyarakat, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya, ungkapnya . Terkait dengan pemberdayaan masyarakat, Sapto menambahkan BCA membuka kesempatan kemitraan untuk pengembangan bina desa wisata dan bina komunitas. "Salahsatu desa wisata yang dibina oleh BCA adalah Desa Wisata Pentingsari", tambahnya. Turut hadir pula, Doto Yogantoro,selaku Pengelola Desa Wisata Pentingsari, penerima dan pengelola dana CSR. Tidak lupa juga selaku pakar dari PLS Prof. Dr. Yoyon Suryono, M.S. mengisi Plenary Session yang dimoderatori oleh Dr. Sugito, M.A.

Dalam sesi ini membahas hasil dari kemitraan CSR dengan desa binaannya. , ungkap Sapto Rachmadi. Doto Yogantoro sebagai wakil dari Desa Pentingsari yang berperan penerima dan pengelola dana CSR dari BCA mengatakan bahwa desanya telah memiliki homestay yang sesuai dengan standar MEA. Desa wisata seperti ini banyak digemari wisatawan asing yang ingin merasakan kehidupan pedesaan seperti bertani, membajak sawah atau membatik. Masyarakat desanya kini lebih bisa mandiri bahkan sudah dapat menambah pendapatan daerah. Hal ini diamini oleh Prof. Yoyon yang mengungkapkan kemitraan PNFI dan CSR merupakan kemitraan mutualisme dimana di pihak masyarakat dapat memiliki dana untuk memberdayakan dan meningkatkan daerahnya. Pihak organisasi bisnis pun diuntungkan karena stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan, memperoleh kemitraan yang saling menguntungkan

Seminar yang diselenggaran pada Selasa, 19 April 2016 di Ruang Sidang Rektorat ini dibuka oleh Ketua Panitia Seminar yaitu Dr. Entoh Tohani, M.Pd dan secara simbolis dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dengan pemukulan gong. Acara ini dihadiri oleh 275 peserta yang terdiri dari Dosen, mahasiswa S1 dan S2 jurusan PLS dan Praktisi Pendidikan Non Formal. Seminar ini terselenggara atas kerjasama prodi S1 PLS FIP dan Prodi S2 PLS Program Pasca Sarjana UNY. (ant/mata)

 

Tags: