Membangun Ketahanan Keluarga Pasca Pandemi

Kamis 30 Juni 2022 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta berkesempatan menjadi pengunduh atau tuan rumah dalam acara Kajian Dharma Wanita FIP UNY. Acara ini dilaksanakan pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai secara daring melalui platform zoom dengan jumlah peserta kurang lebih 100 orang yang berasal dari UNY maupun luar UNY. Selain itu acara ini juga dihadiri oleh beberapa sesepuh dan alumni dosen dari UNY.

Acara kajian ini dipandu oleh pembawa acara Adin Ariyanti Dewi, M.Pd. selaku Dosen PLS FIP UNY dan dibuka oleh perwakilan dari pengurus Dharma Wanita FIP UNY Ibu Aam Amalia Safrudin Abdul Jabar. Acara kajian ini mendatangkan narasumber dari Dosen Psikologi UIN Sunan Kalijaga yaitu Ibu Dr. Raden Rachmy Diana, S.Psi., M.A. yang dimoderatori oleh Ibu Fitta Ummaya Santi, M.Pd. Dalam materinya, Ibu Diana menyampaikan bahwa ketahanan keluarga yang baik ditandai dengan 1) saling menghargai dan kasih sayang, 2) adanya komitmen, 3) memiliki komunikasi positif, 4) menghabiskan waktu bersama dengan cara yang positif, 5) adanya kesejahteraan spiritual, dan 6) memiliki kemampuan untuk menangani stress dan krisis secara efektif. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa terdapat 3 zona yang dilalui sebagai penyintas di era pandemi, antara lain: 1) Fear zone, merupakan zoan awal dimana orang merasa cemas, ketakutan menghadapi masa pandemi covid-19. 2) Learning zone, merupakan zona dimana orang mulai belajar tentang situasi pandemi covid-19 yang ditandai dengan orang menerima keadaan yang tidak bisa dikontrol, mulai sadar dan berpikir dalam melakukan sesuatu, mulai menyaring informasi yang diterima sebelum disebarkan, menata emosi dan sebagainya. 3) Growth zone, merupakan zona tumbuhnya kesadaran untuk bangkit dari krisis yang ditandai dengan mulai berpikir tentang orang lain dan bagaimana menolong mereka, menyalurkan talenta yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan, sadar bahwa harus berorientasi pada masa depan, empati pada diri sendiri dan orang lain, serta mulai berterima kasih dan apresiasi kepada orang lain. Di akhir penyampaian materinya, beliau menyampaikan bahwa keluarga yang kuat dan berketahanan adalah modal utama dalam mewujudkan rumah laksana surga yang di dalamnya dirasakan kebahagiaan dan ketentraman dan siap menghadapi berbagai ujian kehidupan yang akan datang.

Antusias peserta selama mengikuti acara ini sangatlah besar, hal ini terlihat dari beberapa peserta yang memberikan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dengan narasumber terkait dengan ketahanan keluarga. Kajian ini memberikan manfaat bagi para peserta sekaligus membekali mereka untuk lebih menjadi keluarga yang lebih tangguh. (Aad)