Parji Riyanto: Mahasiswa PLS Wakili DIY Ikuti Lomba Apresiasi GTK tingkat Nasional

 

Nama saya Parji Riyanto. Saya lahir tanggal 2 Maret 21 tahun yang lalu di Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. Saat ini saya adalah salah satu mahasiswa semester 2 di Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Yogyakarta. Saya sadar membina karakter adalah suatu hal yang penting dalam membangun pribadi individu. Salah satunya melalui organisasi. Menjadi bagian dari organisasi adalah hal yang saya suka. Organisasi pertama yang saya ikuti adalah Remaja Islam Masjid (Rismas) Baiturrahman. Mulai dari situlah aku belajar memikul amanah yang besar. Saya suka berbagi ilmu dengan adik-adik saya yang ada di Taman Pendidikan Al-quran (TPA). Terkadang saya bercerita, mengajari Ngaji, dan bermain bersama mereka. Mulai dari situ saya sangat senang ketika saya mampu berbagi ilmu dan bermanfaat bagi orang lain.

Saya telah mengikuti berbagai macam organisasi, tetapi Karang Taruna Guyub Rukun adalah organisasi yang saya anggap paling berarti bagi saya. Di sana saya di amanahi sebagai Staf Tabungan. Saya dan teman-teman tidak dibatasi untuk meng-Explore ide-ide yang kami punya. Salah satunya dengan membuat Taman Baca Masyarakat (TBM) Guyub Rukun yang dikelola oleh Karang Taruna Guyub Rukun. Ide ini muncul karena keprihatinan kami melihat rendahnya minat baca masyarakat Dusun Jambon. Hal ini dilihat dari hampir tidak ada warga masyarakat yang membaca buku di pojok baca masjid. Selain itu anak-anak waktu bermainnya tidak terkontrol, memang benar ada TPA , tapi hanya hari Rabu, Jumat, dan Minggu. Selain hari itu saat sore hari mereka hanya sibuk bermain tanpa terkontrol. Berdirinya TBM pada 17 Mei 2015, diiringi dengan program-program seperti Sinau Bareng, Bermain Sambil Belajar, Belajar Tari Tradisional, dan masih banyak lagi. Banyak program yang telah berjalan memacu kami untuk terus berkarya. Kami membangun Bank Sampah, Bank Pupuk, dan membuat Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di mana ini semua di jadikan divisi-divisi bawahan TBM. Diantaranya mengolah sampah, menjual kriya dari sampah anorganik, menjual pupuk, dan menanam pohon papaya.

Tahun 2015 saya lulus dari salah satu sekolah menengah kejuruan yang ternama di Yogyakarta dan pernah menyandang sekolah dengan standar internasional. Saat mendirikan TBM saya masih kerja di sebuah perusahaan yang cukup ternama di Jogja. TBM Guyub Rukun bagi saya adalah rumah dan tempat meniti asa. Di TBM Guyub Rukun saya menjabat sebagai ketua dari divisi Bank Pupuk Organik. Dari sanalah saya berkembang pesat. saya mulai jadi pembicara dan mengisi pelatihan pembuatan pupuk. Begitu senangnya saya berbagi ilmu dan memberi manfaat malah menimbulkan efek ketagihan. Saya selalu berupaya maksimal dalam berbagi dan selalu membelajarkan. Saya terus berbenah, dengan usaha itu saya mampu mengangkat nama baik TBM Guyub Rukun.

Dengan dunia pendidikan non formal selama 2 tahun membuka pikiran saya untuk bercita-cita mendunia. Pada tahun 2017 saya memutuskan untuk menempuh pendidikan tinggi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan mengambil jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) untuk memperdalam pengetahuan saya tentang pendidikan non formal. Disini saya mampu mendapatkan ilmu-ilmu baru yang menambah wawasan saya betapa luar biasanya pendidikan nonformal. Pendidikan Luar sekolah saya rasa memang cocok dengan diri saya dan saya tidak akan menyesal memilih pendidikan nonformal sebagai salah satu jalan mencapai tujuan saya. Di mana saya ingin mengembangkan pendidikan non formal dan agar tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Saya sangat bangga ketika bisa mewakili TBM Guyub Rukun dalam acara Apresiasi GTK PAUD Dan Dikmas tingkat Nasional. Cukup berat untuk lolos ke nasional karena harus bersaing dengan rekan sendiri di kabupaten dan provinsi. Walaupun saya belum bisa masuk 3 besar di nasional, saya bersyukur mendapat banyak ilmu dan pengalaman dari rekan-rekan seluruh Indonesia. Melalui pembekalan yang intensif dari rekan dan pemahaman ilmu-ilmu yang saya dapat dari dosen PLS UNY saya mampu mencapai tingkatan yang saya anggap itu sangat luar biasa dan berkesan untuk saya.

Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas adalah salah satu ajang apresisasi yang sangat bergengsi dibidang pendidikan nonformal. Apresiasi ini adalah bentuk penghargaan pemerintah kepada para pejuang pendidikan nonformal yang tak kenal lelah mengabdi walaupun terkadang sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. Dunia nonformal memang masih asing dimata masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa pendidikan formal jauh lebih penting daripada pendidikan nonformal. Padahal sebenarnya pendidikan formal dan nonformal sama-sama pentingnya. Melalui pendidikan formal kita dapat mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan secara umum. Melalui pendidikan nonformal kita dapat mengexplore lagi pengetahuan yang kita dapat dari pendidikan formal, bahkan lebih. Dunia nonformal sangatlah luas. Pendidikan nonformal sering juga disebut sebagai pengganti, pelengkap, dan penambah pendidikan formal.

 

Ditulis Oleh: Parji Riyanto, Mahasiswa PLS Angkatan 2017