PEMBERDAYAAN KELOMPOK PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN BATIK ECOPRINT DI DUSUN JAMBU, JURANGJERO, NGAWEN, GUNUNGKIDUL

Jumat, 28 Juli 2023 telah dilaksanakan program dosen berkegiatan di luar kampus oleh Tim dari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FIPP UNY. Ada pun tim terdiri dari: Dr. Hiryanto, M. Si; Prof. Dr. Sujarwo, M. Pd; Fitta Ummaya Santi, M. Pd; dan Tristanti, M. Pd. Kegiatan pelatihan batik ecoprint ini bertujuan untuk membekali masyarakat, khususnya perempuan di dusun Jambu, Jurngjero, Ngawen, Gunungkidul agar lebih terampil. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai batik ecoprint. Hal ini dilatarbelakangi akan kekayaan potensi alam, yaitu tumbuh-tumbuhan yang ada di dusun tersebut. Diantaranya adalah tanaman jati, jambu biji, kersen, kalpataru, dan lainnya. Tanaman tersebut merupakan bahan pokok dalam membuat batik ecoprint sebagai pewarnaan alami.

            Kegiatan dibuka dengan sambutan dari ketua tim, yaitu Dr. Hiryanto, M. Si. Beliau menyampaikan terimakasih atas Kerjasama ibu-ibu dalam pelatihan ini. “Harapanya setelah pelatihan ini akan muncul kelompok-kelompok usaha baru yang akan mengembangkan batik ecoprint ini”, imbuhnya. Acara dilanjut dengan perkenalan tim dan peserta satu-persatu agar lebih saling mengenal. Selanjutnya acara inti yaitu penyampaian materi oleh narasumber. Narasumber dalam pelatihan ini yaitu Ibu Retno, yang merupakan Guru Tata Busana di SMK N 1 Ngawen Gunungkidul. Beliau menjelaskan mengenai batik ecoprint, alat dan bahan yang digunakan. Selanjutnya adalah sesi praktik. Peserta dibagi menjadi kelompok kecil, dimana satu kelompok terdiri dari 2 orang. Masing-masing kelompok akan diberi bahan untuk selanjutnya dibuat batik ecoprint. Setiap kelompok berkreasi menata daun-daun yang sudah disiapkan di atas kain tadi. Selanjutnya jika sudah dirasa cukup, maka kain digulung dan ditali menggunakan rafia dan siap untuk dikukus. Proses pengukusan dilakukan selama 3 jam. Setelah 3 jam diangkat dan dilepas tali dan plasticnya. Selanjutnya kain yang sudah terbentuk tadi diangin-anginkan selama 3 hari. Proses selanjutnya adalah penguatan warna dengan menggunakan tawas. Bahan yang sudah diangin-anginkan tadi di cuci dengan tawas.

            Pelatihan ini alhamdulillah berjalan dengan lancer. Peserta merasa senang adanya pelatihan ini, karena ini merupakan hal baru yang diperoleh. Salah seorang peserta berharap dapat mengembangkan pelatihan ini. “Semoga ada tindak lanjut dari pelatihan ini, sehingga dapat meningkatkan hasil dari pelatihan ecoprint. Karena ini masih dasar dan perlu dicoba terus menerus untuk menghasilkan batik ecoprint yang bagus”, tuturnya. (fitta)